sponsor

sponsor
Select Menu

Favourite

Berita

Acara dan Event

Inspirasi

Strategi

Profil

Hobi

Gaya Hidup

Ulasan Buku dan Software

Kuliner


7 Formula Mencipta TREN, Meledakkan Omzet Sejak Hari Pertama..!

Ebook ini memberikan solusi atas pertanyaan seperti ini:
  • Merasa produk Anda luar biasa, tapi koq gak laku di pasaran.
  • Produk Anda sudah didistribusikan di tempat yang strategis, tapi koq sepi pembeli.
  • Anda telah menghabiskan dana promosi puluhan hingga ratusan juta, tapi produk tetap lambat bergerak.
  • Sementara produk ‘tetangga’ yang seolah biasa saja, tapi laku keras.
  • Sudah lebih dari 1 tahun masih berjalan di tempat. Ujung-ujungnya, bukannya untung, tapi buntung.
  • Atau Anda ingin memulai suatu bisnis yang langsung laris..?
Tak heran untuk menemukan formula laris, seorang pengusaha harus menghabiskan ratusan juta hingga miliaran rupiah. Biaya trial error memang mahal, tapi lebih mahal lagi adalah waktu dan energi yang terbuang.

Dimana letak kesalahannya..?

Seperti mengadon suatu kue, inilah yang diperlukan:
  • Komposisi bahan
  • Takaran
  • Urutan
  • Waktu/durasi
  • Cara pengerjaan
  • Alat bantu
Satu saja terlewat, jadilah bantat..

7 Formula Mencipta TREN ini sangat cocok bagi Anda yang ingin:
  • Mendapatkan ilmu praktis, bukan teoritis.
  • Merangsang keluarnya ide-ide liar Anda.
  • Menghindari trial-error dalam membuka usaha.
  • Mencetak omzet MILIARAN perbulan.
  • Mengembangkan bisnis dalam kondisi kekurangan modal.
  • Langsung meledakkan omzet saat bisnis dibuka dan terus meroket.
Low Budget

Alangkah tidak serunya jika formula mencipta tren hanya berlaku untuk mereka yang berkantong tebal saja. Justru kelebihan formula ini adalah:

“Bagaimana caranya dengan dana yang minimum, menghasilkan lompatan bisnis dan omzet yang maksimum?”

 Inilah 7 Formula Mencipta TREN:
  1. Bidik Pasar Potensial.
  2. Produk Ngangenin.
  3. Merek yang Ngetop.
  4. Kemasan Pertama diambil.
  5. Saluran D=P.
  6. Penyebar Virus.
  7. Pengungkit Konversi
Formatnya dibuat Ebook dengan tujuan sebagai berikut :

• Membiasakan dengan TREN teknologi dan Paperless.
• FULL Color, lebih banyak gambar dan foto, sehingga ringan dibaca dan mudah dimengerti.
• Berisi link video-video  yang menyemarakkan suasana belajar Anda, seolah menonton seminar.
• Update info TREN via email Anda yang teregister saat pembelian ebook.

“Beli dan praktekan, jangan sampai Formula ini diketahui oleh competitor Anda..!”

Ingin memiliki Ebook ini?

Silakan beli di sini :

http://yuk.bi/t7b3f

Bangkrut adalah kondisi yang ditakutkan oleh semua pengusaha.
Jaya Setiabudi, seorang pengusaha yang sudah berkali-kali bangkrut, tapi mampu bangkit kembali dan bahkan meraih kesuksesan, membagikan pengalamannya dan jurus-jurusnya bangkitnya dalam buku ini sesuai tagline-nya buku ini “Mencegah Sebelum Terjadi Bangkit Jika Mengalami”
Melalui gaya bahasa yang ringan dan praktis, Mas J (panggilan akrab beliau) memaparkan pengalaman bangkrutnya dan jalan keluarnya dalam buku 125 halaman ini.
Agar mudah dimengerti Mas J membagi bukunya dalam beberapa bab, berikut daftar isinya:
Pengantar: Tak Masuk Akal
Bab 1 … Bangkrut Itu Ada
Bab 2 … 7 Penyebab Kebangkrutan (1. Rugi Panjang  2. Laba Semu  3.Faktor orang lain  4. Tak Terduga  5. Teknisi Karatan  6. Diri Sendiri  7. Komplikasi)
Bab 3 … Bangkit dari Bangkrut
Bab 4 … Lepas Landas
Bab 5 … Pembelajaran yang Sempurna

Membaca buku ini seperti mendengarkan langsung seorang kawan yang sedang menceritakan pengalaman-pengalamannya berbisnis kepada kita.
Kita dapat memetik pelajaran berharga dari kesalahan – kesalahan yang Mas J lakukan dan langkah – langkah yang beliau ambil untuk bangkit dari kebangkrutan dan  akhirnya meraih kesuksesan.
Berikut hal-hal yang sangat saya sukai dari buku ini:
“Kredibilitas adalah kunci bangkit dari bangkrut”

7 Penyebab Kebangkrutan. Dengan memahami penyebabnya kita dapat mengenalinya dalam bisnis kita dan melakukan antisipasi sehingga kita terhindar dari kebangkrutan. Kalau sekarang bisnis anda sedang hampir kolaps, anda pasti akan menemukan diri anda dalam salah satu pembahasan penyebab kebangkrutan ini.

Hukum Semut. Ini ilmu yang sangat berharga buat saya. Ada cerita lucu dalam bagian ini yang jleb banget bagi saya. Sebagai pengusaha pemula yang minim modal, saya cenderung memilih tempat usaha berdasarkan murah sewanya :)  Cerita dibagian ini “menampar” saya “Kalau mau murah cari kuburan, yang beli kuntil anak dan kuntil ibu..”
Bagi yang sedang mengalami bangkrut anda akan menemukan titik terang untuk keluar dari kebangkrutan anda. Mas J membahas dengan gamblang cara menangani hutang-hutang anda. Bahkan ada satu cara unik yang baru saya temukan dalam buku Kitab Anti Bangkrut ini. Namanya Terapi Nasi Bungkus.
Banyak lagi ilmu yang saya dapat dari buku ini. Jika anda seorang pengusaha pemula, pengusaha yang sedang bangkrut, saya sangat merekomendasikan buku ini.
Anda bisa membelinya di toko buku terdekat di kota anda. Atau jika anda mau lebih cepat,

http://yuk.bi/t9ebf


Steven Covey

Buku "The Seven Habits of Highly Effective People" ditulis oleh Stephen R. Covey. Buku ini termasuk best seller dan telah diterjemahkan ke 72 bahasa. Buku ini berisi 7 prinsip, yang bila diterapkan sebagai kebiasaan hidup, akan menuntun seseorang mencapai efektivitas sejati. Setiap kebiasaan dibahas dalam bab tersendiri dengan inti-inti sebagai berikut :
 
1 . Be Proactive (Bersikap Proaktif).
 
Proaktif berarti bahwa sebagai manusia, kita bertanggung jawab atas hidup dan pilihan kita sendiri, berubah dari dalam ke luar. Dan kita mempunyai inisiatif dan tanggung jawab untuk membuat segala sesuatunya terjadi. Kita tidak menyalahkan keadaan, kondisi, atau pengkondisian untuk perilaku kita, karena itu produk dari pilihan sadar kita. Orang proaktif memfokuskan upaya mereka di dalam lingkaran pengaruhnya. Sebaliknya, orang reaktif memfokuskan upaya mereka di dalam lingkarang.
“Saat kita tak bisa lagi mengubah situasi, kita ditantang untuk mengubah diri kita” - -Victor Frankl
  
2. Begin with the End In Mind (Memulai dengan Tujuan Akhir).  

Merujuk pada tujuan ahkir adalah untuk memulai hari ini dengan bayangan, gambaran, atau paradigma akhir kehidupan kita sebagai kerangka acuan atau kriteria yang menjadi dasar untuk menguji segala sesuatu. Didasarkan pada prinsip ‘segalanya diciptakan dua kali’ (kepemimpinan dan manajemen). Orang sukses biasanya adalah orang-orang yang memegang teguh cita-citanya, tapi, banyak orang yang memiliki cita-cita, tetapi sedikit yang mampu merealisasikannya. Agar bisa mencapai apa yang kita cita-citakan kita harus bisa memvisualisasikannya dari hal yang kecil sampai besar, bisa juga dengan memulai untuk menuangkan visi hidupnya itu dalam suatu pernyataan. Dengan membuat "Pernyataan Misi Pribadi", kita dibantu untuk berkonsentrasi dan mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi apa yang akan dihadapi sebelum kita bertindak.
”Tujuan dari suatu pernyataan misi bukanlah apa isinya. Tetapi bagaimana misi tersebut bisa menggugah anda!” - -Peter Senge

3. Put First Things First (Dahulukan Yang Utama).  

Dahulukan yang utama berarti mendahulukan yang menjadi prioritas, visi, dan tujuan kita. Seperti halnya diagram waktu yang mengajarkan kita untuk mempunyai tingkatan kepentingan. Setelah menentukan mana yang penting dan mendesak maka hal tersebut yang harus kita dahulukan, tapi bukan berarti melupakan tugas-tugas yang telah kita punya, hanya saja pengerjaannya kita dahulukan dari yang lain.
“Kuncinya terletak bukan pada memprioritaskan jadwal kerja anda tetapi pada menjadwalkan prioritas anda” - -Stephen R.Covey
 “Hal-hal yang paling penting jangan sampai dikalahkan oleh hal-hal yang sepele” - -Johann Goethe

4. Think Win/Win (Berpikir Menang-Menang).  

Berpikir menang-menang maksudnya berpikir untuk keuntungan kita dan keuntungan orang yang berurusan dengan kita. Jadi kita tidak memandang dari sudut kepentingan kita saja, tetapi juga dari sudut kepentingan orang lain..Terkadang saat kita dihadapkan dengan sebuah persaingan/permasalahan, kita harus memilih mana yang terbaik untuk kita. Ada saatnya kita mempunyai solusi yang merugikan salah satu pihak, padahal sebaik-baiknya solusi yang diambil adalah yang bersifat win-win solution bagi kedua belah pihak yang sedang ada permasalahan.
“Kemenangan pribadi harus mendahului kemenangan publik. Anda tidak bisa membalik proses seperti anda berusaha memanen sebelum menanam” - -Stephen R.Covey

5. Seek First to Understand, Then to be Understood (Mengerti Dulu, Baru Dimengerti).  

Berusaha mengerti terlebih dahulu kemauan orang lain, baru kemudian berusaha dimengerti orang lain. Berusaha melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, dari kacamata orang lain. Prinsipnya adalah kemampuan untuk sungguh-sungguh mendengarkan perasaan orang lain.
“Hati memiliki akalnya sendiri yang tidak dikenal oleh akal.” - -Pascal
 
6. Synergize (Sinergi).  

Sinergi adalah soal menghasilkan alternatif ketiga dari dua orang yang memiliki perbedaan pendapat sehingga mendapatkan jalan terbaik dan memuaskan untuk semua. Kita bisa dikatakan telah menciptakan alternatif ketiga apabila kita berdua telah mengalami perubahan hati, merasakan energi dan semangat baru, mendapatkan gagasan yang lebih baik daripada yang telah dimiliki masing-masing sebelumnya.
“Esensi dari senergi adalah menghargai perbedaan dan menghormatinya, membangun atas dasar kekuatan, menutup kelemahan” - -Stephen R.Covey

7. Sharpen the saw (Pertajam Gergaji). 

 Disaat kita action, ada saatnya kita perlu berhenti sejenak untuk instropeksi, belajar, berlatih lagi, evaluasi, refreshing, mengambil jarak dari lingkungan untuk mengisi tenaga dan semangat kembali. Kebiasaan ini berfokus pada pemperbarui diri secara mental, fisik, emosional/sosial dan spiritual yang seimbang.


Tris Wahyuni harus memutar otak agar dapat membiayai kebutuhan hidup bagi kedua anaknya yang saat ini berusia 15 tahun dan 9 tahun. Sebagai orang tua tunggal, Tris berani memulai bisnis makanan dari pengalamannya sebagai agen produk makanan Maicih.

Setelah beberapa tahun bekerja sebagai salah satu pegawai di bagian keuangan di sebuah kontraktor bangunan, Tris mulai beralih menjadi seorang agen penjual makanan Maicih.

"Kebetulan pada 2011 lalu nama keripik Maicih sedang booming sekali, saya ditawari menjadi salah satu agennya. Dalam sebulan saya bisa menjual 500-700 bungkus keripik Maicih," ucap Aties panggilan akrab Tris saat ditemui di Gelar Penerapan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian 2014 di Kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta, Rabu (19/3/2014).

Sesuai perkembangan waktu, ketenaran keripik berlogo wanita tua tersebut mulai menurun. Kondisi ini berdampak pada penjualan keripik Maicih yang untung per bungkusnya hanya Rp 200 per bungkus. Ia berkreasi dengan membuat keripik sendiri dari slondok atau keripik ubi.

"Karena makin turun penjualan keripiknya, saya berpikir buat keripik sendiri, jual sendiri. Namun keripik singkong orang mungkin akan bosan, saya kepikiran slondok, slondok sendiri merupakan camilan saya tiap hari. Saya modifikasi slondok tapi bumbunya seperti bumbu maicih," kata wanita warga Bandung ini.

Pada 2012, Etis memulai memasarkan keripik slondok dengan jaringannya selama ini, dari media sosial, teman-teman dan lainnya.

"Karena keripik slondok ini baru, dengan merek Srikandi, sebulan rata-rata terjual 900 bungkus per bulan, tetapi dibandingkan jual maicih dulu 500-700 bungkus sekarang bisa 900 bungkus per bulan, apalagi ini buat sendiri," ucapnya.

Etis mengungkapkan, agar slondoknya tersebut tetap disukai para pelanggannya, bumbu yang ia gunakan murni dari bahan alami dan bukan dari perasa makanan.

"Cabainya saya tumbuk sendiri, daun jeruknya juga bukan perasa makanan jadi murni daun jeruk ditumbuk dan bumbu-bumbu yang bebas MSG," ungkapnya.

Kini Aties bisa meraup keuntungan hingga 75% dari menjual produk sendiri. Produknya dijual dengan rentang Rp 10.000-Rp 15.000 per bungkus, dan mampu menjual 900 bungkus per bulan.

"Saya juga buat bungkusan kecil yang dititipkan di toko-toko seperti di toko dekat stasiun, pangkalan ojeg dan bungkusan kecil ini agar pembeli bisa makan langsung habis. Ini juga akan saya kembangkan agar ada di setiap minimarket," tutupnya.

Aties membuka kerjasama bagi pihak lain yang ingin menjual kembali produknya (reseller). Alamat : Kota Baru No 11, Bandung, email: atiestora@ymail.com

Sumber : Detik Finance

Alunan musik gesek yang dimainkan Haidy Bing Slamet (32), warga Desa Kemiren Kecamatan Glagah, Banyuwangi ini sangat menyayat hati. Lagu percintaan khas using Banyuwangi "Impen-impenen" diiramakannya dengan biola yang dibuatnya itu. Menambah suasana magis lagu using itu.

Selain mahir memainkan alat musik yang berasal dari Eropa tersebut, Haidy atau biasa dipanggil Edy ini, juga sangat mahir membuatnya. Sudah 10 tahun dirinya menekuni pekerjaan membuat biola. Edy mengaku belajar secara otodidak untuk membuat biola itu. Dirinya mengaku beli biola jadi dan kemudian membongkarnya.

"Saya dulu beli biola terus saya bongkar dan saya coba membuat cetakan biola. Setelah itu saya coba bikin biola sendiri," ujarnya pada , Jumat (4/4/2014) sembari menunjukkan biola perdananya yang tak dijual.

Edy menekuni pekerjaan membuat biola ini karena keterpaksaan, lantaran pembuat biola di Banyuwangi meninggal dunia. Jika beli pun, Edy mengaku terlalu mahal. Berbekal kenekatan membongkar biola satu-satunya itu, akhirnya Edy menerima banyak pesanan. Pesanan datang biasanya dari pembeli lokal di Banyuwangi. Namun tidak jarang biola buatan Edy ini dipesan dari luar kota bahkan luar negeri.

"Sudah banyak pesanan yang saya buat. Yang paling jauh dari Prancis, turis datang ke rumah minta dibuatkan biola dari serpihan kayu yang disatukan, sulitnya minta ampun,"tambahnya.

Untuk bahan baku biola, Edy mengaku memilih kayu yang bagus. Mulai dari kayu jati, mahoni, sentul, dan ijoan. Terkadang Edy mencari kayu eben yang banyak tumbuh di Sulawesi. Biasaya, untuk bahan biola atau tabungnya, Edy memilih kayu yang tidak padat seratnya, sementara untuk kayu kerasnya digunakan untuk aksesoris dan papan senar.

"Kayunya harus pilihan. Jika tidak bunyi biolanya tidak enak. Untuk kayu eben sulit dicari, tapi di Banyuwangi ada gantinya dengan menggunakan kayu sonokeling dan kayu laban," ujar pria berjambang ini.

Sementara untuk alat geseknya, Edy mengaku membuatnya dari senar pancing biasa. Sebab, dulu alat gesek menggunakan ekor kuda.

Untuk harga, Edy mematok harga Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta rupiah per biola buatannya. Selama sebulan, Edy bersama dengan 4 orang tukang kayu dari desa-nya membuat 8 biola. Minimnya jumlah biola yang dibuatnya, lantaran rumitnya pengerjaan biola dan saat ini Edy bersama rekannya masih menggunakan alat tradisional.

"Omzet perbulan bisa sampai 5 juta. Sisanya adalah ongkos tenaga kerja dan bahan," tambahnya.

Untuk saat ini, kata Edy, minat pembelian biolanya meningkat. Dirinya mengaku kewalahan lantaran banyaknya pesanan dari Banyuwangi maupun luar Banyuwangi.

Saat ini, selain membuat biola, Edy mengaku sedang sibuk melatih anak-anak di desanya agar mahir memainkan biola. Setiap hari ada 3 sampai 5 anak-anak usia 7 sampai 15 tahun belajar biola. Bahkan jika berkenan pun, orang yang memesan biolanya juga akan diajari memainkan biola.

"Itu service saya kepada pelanggan. Tapi kalau anak-anak kecil ini agar ada penerus pemain biola di Banyuwangi, khususnya pemain musik di sini," tandas pria lajang ini.

Alat musik dari Eropa ini masuk dalam seni musik Banyuwangi dibawa oleh Belanda pada masa penjajahan lalu. Biasanya, biola digunakan untuk kesenian gandrung dan kesenian khas Banyuwangi lainnya, sebagai melody menggantikan suling. Dan perbedaan biola Eropa dan biola khas Banyuwangi, adalah nada-nada serta laras yang berbeda.

Sumber : Detik Finance

Bupati Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim) Abdullah Azwar Anas punya konsep kebijakan ekonomi kerakyatan menggabungkan pertanian dengan industri. Dua sektor ini berkembang secara bersamaan untuk mengejar pemerataan pertumbuhan ekonomi.

Salah satu kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi antaralain mendorong pertanian Buah Naga Merah yang bersinergi dengan perusahaan ritel Carrefour.

"Sebenarnya yang menyebabkan pertumbuhan pemerataan di Banyuwangi mulai tumbuh adalah adanya upaya untuk memadukan antara pertanian dengan industri besar, contoh, adalah Buah Naga Merah dengan Carrefour," ungkapnya saat berbincang dengan detikFinance di Gedung BPK, Jakarta, Kamis (17/4/2014)

Sinergi ini sudah berjalan hampir selama 1 tahun. Dampaknya petani Banyuwangi sangat diuntungkan. Sebab, dari yang sebelumnya harga buah naga Rp 9.000/Kg, saat ini sudah menjadi Rp 13.000/Kg.

"Dulu sebelum diambil sama Carrefour, petani itu hanya jual sekitar Rp 9.000/kg, sekarang setelah difasilitasi dengan Carrefour di Jakarta, mereka bisa menjual dengan 13.000/kg," katanya.

Menurutnya ini membuat petani bergairah dalam meningkatkan produksinya. Apalagi mengingat buah tersebut cukup banyak diminati, namun tidak banyak daerah yang mampu memproduksinya.

Satu koperasi di Banyuwangi mampu memasok buah naga dengan kapasitas dua truk per bulan dan akan terus meningkat. "Itu ada dua truk. Ini harapan kita ke depan terus meningkat," ujarnya.

Azwar mengakui permasalahan petani, tidak hanya pada sisi produksi tapi juga pemasaran. Sehingga percuma bila produksi terus ditingkatkan, namun distribusi pemasarannya tidak berjalan. Sehingga butuh fungsi pemerintah daerah yang mampu menghubungkan antara petani dengan industri.

"Jadi problemnya petani kan bukan cuma mendorong produksinya bagus, tapi bagaimana petani bisa memiliki koneksi pemasaran yang cukup," pungkasnya.

Sumber : Detik Finance

Jaringan Hotel Sahid merupakan salah satu jaringan hotel terbesar di Indonesia yang bernaung dibawah Sahid Group yang membawahi beberapa bisnis. Pendiri Sahid Group mulai dirintis pada tahun 1953. Pendiri Hotel Sahid adalah Sukamdani Sahid Gitosardjono, beliau dilahirkan pada tanggal 14 Maret 1928 di kota Solo. Ia adalah putra pasangan dari R Sahid Djogosentono dan R Ngt Hj Sadinah. Masa kecilnya dijalani di Sukoharjo, Solo. Ketika Sukamdani kecil, kehidupan orang tuanya sangat prihatin. Bapaknya R.Sahid Djogosentono membuka usaha jahitan, sedang ibunya membuka warung kecil-kecilan. Dalam usia 8 tahun, Sukamdani sudah membantu bapaknya, ia juga membantu ibunya berjualan. Untuk menyiapkan keperluan barang dagangan, saya kepasar berbelanja membeli sabun, teh, rokok, pisang dan kelapa. Tiap kali dagangan laku, ibunya memberinya persenan. Uang itu ditabung, kalau sudah banyak baru dibelikan ayam, kalau ayam sudah banyak, beliau lalu ganti dengan kambing. Setelah kambing beliau banyak, Beliau jual untuk beli kerbau, kenang Sukamdani. Disaat liburan sekolah Sukamdani membantu menuai padi disawah.

Pada Tahun 1945, pada masa perang kota tempat Sukamdani kekurangan logistik, beliau kemudian berpikir bagaimana memberi makan tentara walaupun saat itu didukung rakyat. Lalu beliau kemudian berpikir mengumpulkan kain batik dari rakyat untuk ditukar dengan beras. Beras itu untuk makan para tentara. Saat berperang tahun 1948-1950, beliau telah menjadi pengusaha. ketika Tentara butuh makanan, beliau lalu mencari gaplek di Wonogiri dan kemudian gaplek ini ditukar dengan beras. Setelah perang usai, Sukamddani kemudian kembali bersekolah. Kemudian pada tahun 1952, Sukamdani pindah ke Jakarta, Waktu turun dari kereta api di stasiun gambir, modalnya hanyalah sebuah kopor dan sebuah sepeda. Beliau mulai menjadi pegawai negeri sipil di Kementerian Dalam Negeri. Namun, Sukamdani waktu itu tidak kerasan dengan perkerjaan tersebut. beliau ingin menjadi seorang pemimpin bukan seorang pegawai, namun waktu itu beliau juga sudah merintis usaha kecil-kecilan.

Pada 27 Mei 1953, Sukamdani kemudian menikah dengan Juliah yang merupakan anak dari Mangkunagaran. Pada 1 Juni tahun yang sama beliau kemudian menyewa sebuah tempat untuk percetakan yang kelak ditempat tersebut berdiri megah Grand Hotel Sahid di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta). Istrinya mendukung untuk berwirausaha dengan membuat percetakan. Beliau kemudian membeli dua alat percetakan dari tabungan. Istrinya adalah anak orang berada, tapi tetap mau berusaha. Sukamdani sendiri yang membeli kertas ke Jalan Tiang Bendera, Jakarta. Ia pula yang mengantar dan menjemput pesanan cetak, termasuk menagih biaya cetak. ''Naik turun oplet, tak heran, saya banyak kenalan nonpri,'' katanya mengenang masa dulu. Sukamdani juga senang berorganisasi. Dari usaha grafika, beliau berinisiatif bikin kongres perusahaan percetakan Indonesia pada Juli 1956. Karena berorganisasi ini beliau bertemu dengan Presiden Soekarno. Beliau melihat hubungan dengan Presiden harus dibina. Bisnis percetakan bisa berkembang baik karena saat peralihan ibu kota dari Yogyakarta ke Jakarta banyak buku dan dokumen pemerintah yang harus dicetak. Beliau mendapat banyak order. Bahkan order beliau limpahkan ke Bandung, Semarang, hingga Surabaya. Beliau juga dikenal pintar cari order.

NV Harapan Massa, percetakan yang didirikannya itu, berjalan lancar. Tahun 1958, Beliau pun berhasil mengembangkan usahanya. Ia mendirikan, sekaligus menjadi Presiden Direktur, PT Tema Baru yang juga bergerak dalam bidang percetakan dan penerbitan. Perusahaan itu mendapat order dari Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan. Mesin cetaknya pun sudah lebih modern. Dan pada tahun 1962, Mas Kam sudah punya tiga percetakan di Jakarta, serta satu lagi di Solo. Awal mula berbisnis hotel pada awalnya adalah ketika beliau pernah terdampar di di Medan pada tahun 1960 karena penerbangan yang sedikit dan selalu penuh. beliau menginap di hotel cukup lama. Dari kejadian ini, beliau berpikir bisnis hotel pasti dibutuhkan oleh negara yang baru merdeka. Saya memulai bisnis hotel di Solo. Investasi hotel
 
dari usaha dagang kertas dan percetakan. Untuk membangun hotel, saat itu susah cari semen. Akhirnya beliau beli semen selundupan.

Beliau masuk ke dunia pendidikan dengan mendirikan Akademi Grafika tahun 1965, lalu membuat Sekolah Tinggi Grafika. Kemudian mendirikan Universitas Veteran Bangun Nusantara di Sukoharjo melalui Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Sosial Sahid Jaya. Prinsipnya kesejahteraan untuk karyawan, pendidikan untuk masyarakat luas, dan pengabdian sosial untuk masyarakat. Kemudian Akademi Perhotelan pada 1988, lalu membikin Universitas Sahid. Tahun-tahun berikutnya tumbuh hotel baru dan usahanya berkembang pesat di antaranya industri, perdagangan kertas, biro perjalanan, pariwisata, pertanian, konstruksi, perkebunan. Ia juga pendiri Harian Bisnis Indonesia dan saat ini menjabat pemimpin umum. Kini Sukamdani mempunyai 14 hotel mencakup 2750 kamar dan sudah menerima 15 tanda jasa dan bintang kehormatan atas karyanya.  

Di sisi organisasi, Sukamdani mampu membawa Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) disegani secara legal dan formal menjadi mitra pemerintah. Dia dipercaya sebagai ketua umum Kadin pada 1982 dan terpilih lagi pada 1985. Dia lantas dipercaya sebagai Ketua Umum Kadin Asean 1987-1988. Keberhasilannya yang menonjol adalah memprakarsai, merintis dan melaksanakan pembukaan kembali hubungan dagang Indonesia-China yang terputus sejak 1967. Jaringan hotel Sahid milik Sukamdani termasuk terbesar di Indonesia. Tahun 2013 Sukamdani berencana membangun 30 hotel baru lagi.
 
Kunci sukses menurut Sukandani Sahid Gitosardjono adalah Pertama adalah jujur, yaitu jujur kepada Tuhan dan diri sendiri. Kemudian disiplin mengatur waktu dan teguh menuju target yang akan dicapai. Ketiga, bertanggung jawab kepada diri sendiri dan orang lain. Keempat, kerja keras. Kelima, berprestasi yang direstui Allah dan didukung orang lain. menurut beliau juga, Hidup harus bisa menghidupi orang lain, artinya membuka lapangan kerja. Tidak serakah. Bisnis itu untuk kesejahteraan. Mengembangkan uang yang didapat untuk membuka lapangan kerja agar orang lain juga bisa berkembang. Bisnis adalah kesempatan mengembangkan uang agar orang lain bisa mendapat nafkah, mendapat rumah, dan mendapat pendidikan. Bisnis itu berkah bagi kita dan bagi orang lain dan apabila anda mempunyai tekad dan niat untuk mendirikan suatu usaha atau berwiraswasta jangan takut untuk kalah, jangan menyerah sebelum berperang, di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin asal kita mau berkerja keras untuk meraih semua impian dan mimpi-mimpi. pasti dan sudah pasti ada hasilnya dikemudian hari kalau kita mau bekerja keras, Berani, dan tidak malu dalam berwiraswasta.
 
Beliau juga mengurus pesantren di Bogor. Indonesia dengan penduduk yang beragama Islam lebih dari 200 juta harus memiliki wirausahawan yang tangguh. Beliau minta santri menjadi pengusaha. Di dalam pesantren, beliau menumbuhkan etos kerja keras dan etos keilmuan. Beliau harus selalu belajar. Dari kegiatan ini beliau ingin menyiapkan kader bangsa berbudi agar bisa menghidupi keluarga dan bangsa.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Sukamdani_Sahid_Gitosardjono
- http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/06/01/15542225/Sukamdani.Sahid.Bisnis.adalah.Berkah
- http://inipropertiku.blogspot.com/2012/11/sukamdani-sahid-gitosardjono.html
- https://www.facebook.com/bekasidigitalcreative/posts/294236494001893
  
Sumber : http://kolom-biografi.blogspot.com